Penyebab Ketidaksuburan (infertilitas)





Pemicu infertilitas bisa datang dari faksi istri atau suami atau keduanya. Kira-kira 50% infertilitas dikarenakan dari faksi istri, 40% dari faksi suami serta 10% tidak terjelaskan (infertilitas idiopatik). Pemicu infertilitas dari faksi istri umumnya ialah : tuba Falloppii tidak normal, ovulasi tidak normal, ada endometriosis, organ-organ reproduksi tidak normal (vagina, serviks, korpus atau endometrium), permasalahan imunologi serta psikologi. Sedang pemicu kepada pihak suami umumnya ialah jumlah serta kualitas sperma yang tidak normal dan permasalahan psikologi. 

Infertilitas bisa dikarenakan oleh : 

Masalah pada hubungan seks , bisa berbentuk kekeliruan tehnik sanggama yang mengakibatkan penetratif tidak prima ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, ketidakberhasilan ejakulasi, serta abnormalitas anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie. 

Masalah pada pria. 

Jumlah spermatozoa serta transportasinya yang abnormal Jumlah sperma kurang oligozoospermia), gerak spermatozoa loyo serta lamban (astenozoospermia), atau bentuk spermatozoa abnormal (teratozoospermia), volume sperma Varikokel 

Getah serviks sedikit jumlah 

Ejakulasi membalik (retrogad)

Hormon abnormal

Masalah ovulasi serta hormonal lain. 

Pembuahan tidak berlangsung jika istri tidak membuahkan sel telur (ovum) yang bisa dibuahi. Ketidakberhasilan ovulasi bisa berbentuk primer yang datang dari ovarium seperti penyakit ovarium polikistik, atau berbentuk sekunder karena abnormalitas pada kutub hipotalamus-hipofisis. Masalah ovulasi hipotalamik 

Ketidakberhasilan hipotalamus untuk menyebabkan ovulasi ialah permasalahan masalah ovulasi yang seringkali berlangsung. Beberapa gejala klinisnya ialah amenorea atau oligomenorea, SBB abnormal, kandungan LH serta FSH rendah. 

Penyakit ovarium polikistik 

Tanda-tandanya ialah disaksikan dari deskripsi USG ovarium jadi membesar dengan beberapa kista, peneraan kandungan hormon FSH yang rendah, nisbah LH/FSH 2:1 atau 3:1 serta terkadang dengan kenaikan kandungan prolaktin. 

Hiperprolaktinemia atau kenaikan kandungan prolaktin serum bisa mengakibatkan galaktorea serta mengganggu peranan ovulasi. 

Hiperandrogenemia dengan tanda-tanda medis kenaikan kandungan androgen serum, virilisasi, hirsutisme, masalah haid. 

Masalah ovarium awal. Ovarium membuahkan sel telur yang tidak masak. 

Masalah babak luteal. Ovulasi berlangsung dengan cara normal tapi ovarium tidak membuahkan progesteron yang ideal untuk implantasi 

Pemecahan kantong telur (folikel) awal hingga membuahkan sel telur yang tidak masak 

Sindrom kantong telur masak tidak pecah hingga sel telur tidak bisa dikeluarkan dari kantong telur masak.

Endometriosis 

Khususnya pada endometriosis derajat sedang serta berat bisa mengganggu fertilitas. 

Infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes simpleks, klamidia, mikoplasma) 

Abnormalitas pada tempat implantasi: uterus serta endometrium. Bentuk uterus abnormal, miom (tumor jinak) rahim, kerusakan serviks, abnormalitas kongenital, endometriosis, serta perlekatan uterus. 

Abnormalitas pada aliran telur (tuba Falloppii) 

Hipoplasia kongenital, penempelan fimbria (ujung aliran telur), kendala tuba sebab salpingitis atau peritonitis pelvis, appendisitis, sterilisasi tuba, tuba spasme.

Masalah peritoneum 

Masalah kekebalan, ada zat anti pada spermatozoa. 

Popular posts from this blog

Pemeriksaan Ketidaksuburan (infertilitas)

Jus Bayam Atasi Tukak Lambung